WONOSOBO – Kodim 0707/Wonosobo bekerja sama dengan RSUD Soetjonegoro Wonosobo serta anggota SAR dan Pramuka Peduli Kwartir cabang Wonosobo mengadakan bimbingan teknis ( bimtek ) simulasi perawatan jenazah akibat Covid-19, Rabu (6/5). Simulasi tersebut sebagai salah satu cara memberikan pemahaman tentang bahaya Covid-19 terlebih pada praktik pemulasaraan jenazah yang terinveksi virus Covid -19. Sehingga, nantinya  para peserta bimtek bisa mensosialisasikan dan memperaktikkan kepada warga sehingga tidak perlu panik jika ada warga yang meninggal dunia karena positif Covid-19.

“Pelatihan dan simulasi ini kita lakukan untuk kesiapan kita sebagai relawan jika di daerah kita ada orang yang meninggal terinveksi Covid-19. Meski hal ini tidak kita harapkan, tetapi sebagai langkah awal memberikan pemahaman dan kesiapan kita, agar kita siap sedia ketika ada peristiwa tersebut, tentunya kita berdoa supaya hal itu jangan sampai terjadi di daerah kita, ,” ungkap Kasdim kak Mayor Caj Hanry Handoko didampingi dirut RSUD Setjonegoro, kak dr Danang di halaman Makodim,

Pada saat simulasi tersebut nantinya peserta akan diberikan gambaran kejadian nyata di lapangan. Kemudian praktik bagaimana cara penanganan jenazah korban Covid-19. Termasuk saat proses pemulasaaraanya, mulai dari mengkafani, mensholatkan, hingga pemakaman jenazah dengan aman dan nyaman.

“Kami menghimbau kepada seluruh peserta agar bisa mensosialisaasikan kepada warga dan  seluruh masyarakat, untuk tidak panik terhadap musibah ini. Jika ada korban terpapar Covid-19, masyarakat jangan melakukan penolakan untuk dikuburkan di tempat pemakaman umum (TPU) atau keluarga, karena semuanya sudah melewati SOP, dan yang kami harapkan para relawan mampu memberikan edukasi dan dukungan sebagai garda terdepan jika hal ini terjadi di lingkungan kita, sekali lagi kita berdoa semoga hal ini tidak terjadi,” tandasnya.

Sementra itu dirut RSUD Setjonegoro, dr Danang SS  menyampaikan  bahwa jenazah pasien positif virus corona akan diurus oleh tim medis dari rumah sakit yang telah ditunjuk resmi oleh pemerintah dan tentunya sudah berkompeten di bidangnya. Untuk jenazah muslim misalnya, pengurusan jenazah akan dilakukan sesuai dengan ketentuan agama Islam yang berlaku serta akan menyesuaikan dengan petunjuk rumah sakit rujukan.

Dijelaskan oleh dr. Danang, pertama sebelum petugas melakukan pemulasaraan jenazah petugas harus memastikan kebersihan dan kesehatan diri sendiri, petugas perlu melindungi diri dengan memastikan keamanan dan kebersihan dirinya terlebih dahulu. 

“Menghindari kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh jenazah. Selalu mencuci tangan dengan sabun atau sanitizer berbahan alkohol. Jika memiliki luka, menutupnya dengan plester atau perban tahan air. Sebisa mungkin, mengurangi risiko terluka akibat benda tajam, apabila petugas terkena darah atau cairan tubuh jenazah, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan: Jika petugas mengalami luka tertusuk yang cukup dalam, segera bersihkan luka dengan air mengalir. Jika luka tusuk tergolong kecil, cukup biarkan darah keluar dengan sendirinya. Semua insiden yang terjadi saat menangani jenazah harus dilaporkan kepada pengawas,” katanya.

Sementara itu kak Mahendra, Andalan Cabang Abdimas Kwarcab Wonosobo yang mengikuti bimtek pemulasaraan jenazah mengatakan bimtek tersebut sangat penting bagi Pramuka, karena bukan hanya sebagai ketrampilan yang harus dikuasi tetapi juga sebagai pengamalan Tri Satya dan Dasa Darma.

“Kita anggota pramuka menjadi garda terdepan dalam mensosialisasikan kepada anggota pramuka pada umumnya agar ketrampilan dan ilmu yang diperoleh tidak mandek. Dan tentunya akan menjadi bukti bahwa pramuka menjadi salah satu unsur masyarakat yang peduli dan siap membantu pemerintah dalam hal penanganan covid-19,” ujar kak Mahendra.